Pertanian padi merupakan tulang punggung ketahanan pangan di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, inovasi dalam budidaya padi sangat diperlukan. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan adalah teknologi salibu, yang memungkinkan petani mendapatkan hasil panen tambahan tanpa perlu menanam ulang. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang teknologi salibu, mulai dari konsep dasar hingga praktik terbaik dalam penerapannya.
Apa Itu Teknologi Salibu?
Teknologi salibu adalah metode budidaya padi yang memanfaatkan tunas baru (ratun) yang tumbuh dari tunggul tanaman padi setelah panen utama. Dengan perawatan yang tepat, tunas ini dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang siap panen tanpa perlu melakukan penanaman ulang.
Keuntungan Menggunakan Teknologi Salibu
1. Efisiensi Biaya dan Tenaga
Dengan tidak perlu melakukan pengolahan tanah dan penanaman ulang, petani dapat menghemat biaya dan tenaga kerja.
2. Peningkatan Indeks Pertanaman
Teknologi salibu memungkinkan petani untuk meningkatkan indeks pertanaman dari 2 kali menjadi 3-4 kali setahun, sehingga meningkatkan produktivitas lahan.
3. Ramah Lingkungan
Mengurangi kebiasaan membakar jerami setelah panen, yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan.
Langkah-Langkah Penerapan Teknologi Salibu
1. Persiapan Lahan
- Setelah panen utama, sisakan tunggul tanaman padi setinggi sekitar 25 cm dari permukaan tanah.
- Pastikan lahan memiliki sistem pengairan yang baik dan dapat dikendalikan secara swadaya oleh kelompok tani.
2. Pemantauan Tunas
- Biarkan tunggul selama 7-10 hari hingga muncul tunas baru.
- Jika tunas yang tumbuh lebih dari 70% dari populasi, lanjutkan ke tahap berikutnya. Jika kurang, tidak disarankan melanjutkan budidaya salibu.
3. Pemotongan Ulang
- Potong ulang tunggul secara seragam hingga tersisa 3-5 cm dari permukaan tanah.
- Gunakan alat pemotong yang tepat untuk memastikan hasil yang optimal.
4. Perawatan Tanaman
- Lakukan pemupukan dan pengendalian hama sesuai dengan kebutuhan.
- Pastikan pengairan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tunas menjadi tanaman yang sehat.
Varietas Padi yang Cocok untuk Teknologi Salibu
Beberapa varietas padi yang telah terbukti cocok untuk budidaya salibu antara lain:
- Cisokan
- Inpari 19
- Inpari 21
- Logawa
- Hibrida seperti Hipa 3, Hipa 4, Hipa 5
- Rokan
- Cimelati
Varietas-varietas ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan tunas baru yang kuat dan produktif setelah panen utama.
1. Lahan Tadah Hujan
- Lakukan pengolahan tanah secara sempurna sebelum tanam utama dan tambahkan bahan organik sekitar 2-5 ton/ha.
- Setelah panen, pastikan tanah tidak terlalu kering. Jika kering, lakukan pemberian air segera untuk mencapai kondisi kapasitas lapang.
- Letakkan sisa pemotongan panen di sekitar tanaman atau sebagai penutup permukaan tanah untuk mempertahankan kelembaban.
2. Lahan Pasang Surut
- Pilih lokasi dengan tipe luapan A ke B yang tidak tergenangi saat air pasang.
- Lakukan kajian terlebih dahulu sebelum menerapkan teknologi salibu di lahan pasang surut untuk memastikan keberhasilannya.
Tips Sukses Budidaya Padi dengan Teknologi Salibu
- Gunakan varietas padi yang telah terbukti cocok untuk teknologi salibu.
- Pastikan sistem pengairan dapat dikendalikan dengan baik.
- Lakukan pemantauan rutin terhadap pertumbuhan tunas dan kondisi lahan.
- Berikan perawatan yang optimal, termasuk pemupukan dan pengendalian hama.
- Hindari membakar jerami setelah panen untuk menjaga kesuburan tanah dan lingkungan.
Kesimpulan
Teknologi salibu menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas padi tanpa perlu penanaman ulang. Dengan penerapan yang tepat, petani dapat menghemat biaya, meningkatkan indeks pertanaman, dan menjaga kelestarian lingkungan. Pemilihan varietas yang sesuai dan perawatan yang optimal menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya padi dengan teknologi salibu.
Baca Juga : Mengatasi hama pengerek pada tanaman padi